“Kamu hidup itu sekali, jadi anak 17 tahun, 18 tahun itu cuma sekali. Jangan sia-siakan setahun itu.”
Lailatul Mauliyah Zubaidah adalah seorang mahasiswa asal Surabaya yang 'nggak biasa'. Cewek dari Fakultas Kesehatan Masyarakat angkatan 2009 ini sudah meraih beragam pengalaman yang menarik selama berkuliah di UI. Mulai dari menjadi satu-satunya mahasiswa di Ikatan Ahli Kesehatan Masyarakat Indonesia (IAKMI), K2N (Kuliah Kerja Nyata) di Raja Ampat, mengabdi di Indonesia Mengajar, menjadi editor di Mata Pena Writer Agency, dan bahkan sampai menulis buku pun pernah dia lakukan. Hebat sekali ya! Padahal awalnya Mbak Laila yang berasal dari SMAN 9 Surabaya ini masuk UI dengan keterbatasan finansial. Tapi dia nggak malah mundur dan berhenti lho! Dia terus bersemangat dan maju untuk bisa membuktikan kualitas dirinya.
Mbak Laila mulai aktif dalam berbagai kegiatan hingga akhirnya direkrut oleh profesornya untuk masuk ke IAKMI dan menjadi satu-satunya anggota yang masih berstatus mahasiswa. Keterlibatannya di IAKMI seakan membuka banyak pintu bagi karir hidupnya. Mbak Laila kemudian sering mengikuti konferensi dan pertemuan internasional sebagai pembicara di sana. Namanya sudah sering bergaung di tingkat dunia. Pada tahun 2010 Mbak Laila juga menjadi delegasi Indonesia dalam MUN (Model United Nation) di Turki. Nah selanjutnya di 2011 ini dia juga menjadi wakil Indonesia untuk komite WHO pada Harvard World Model United Nation.
Sukses berkelana menyeberangi lautan nggak membuat Mbak Laila lupa sama negeri ini. Pada 2011 dia terpilih menjadi mapres (mahasiswa berprestasi) bidang sosial di UI. Gelar mapres sosial mewajibkannya untuk mengikuti K2N ke Raja Ampat di Papua. Walaupun saat itu dia mendapat tawaran untuk pergi ke Australia, Mbak Laila lebih memilih belantara Papua untuk mengisi waktu dua bulannya. “Kita bisa menembus batas waktu dunia, tetapi kita juga harus berbakti pada negara,” ujarnya. Baginya, orang hebat bukanlah orang dengan segudang sertifikat atau CV berlembar-lembar. Orang hebat adalah orang yang bisa bermanfaat bagi orang lain.
Mbak Laila memang merupakan mahasiswi yang cukup aktif. Hal ini ditunjukkan dengan kesehariannya yang mempunyai beragam cerita. Bahkan, dia pernah bekerja di beberapa perusahaan dalam kurun waktu 2 tahun perkuliahannya. Pada tahun 2010 dia menjadi editor di Mata Pena Writer, menjadi breakthrough leadership project leader di Indonesia Mengajar, dan sebentar lagi buku karangannya yang berjudul Tujuh Rahasia Menjadi Remaja Di Atas Rata-Rata akan terbit.
Semua pencapaian itu bukan datang secara tiba-tiba. Bermula dari keyakinan yang kuat terhadap diri sendiri dan pertolongan Yang Maha Kuasa, Mbak Laila berhasil membuat sejarah bagi hidupnya. Mahasiswi yang bercita-cita untuk bekerja di WHO ini juga beranggapan bahwa kita nggak boleh membatasi mimpi kita. “Tetap berani untuk bermimpi, dan berjalanlah ke sana dengan kakimu sendiri,” begitu katanya. Baginya yang terpenting adalah yakin dan jangan terbebani dengan prestasi orang lain. Jadilah diri sendiri bagaimanapun orang lain berkata. Dia menambahkan, “Kalo kamu sendiri nggak yakin sama diri sendiri, gimana orang lain bisa yakin sama kamu?”
Wow, inspiratif sekal!. Kisah Mbak Laila juga dimuat dalam situs Kampus Gw di link berikut ini. Nah, kalau Mbak Laila aja bisa, kamu juga pasti bisa dong! Ayo Arek Suroboyo berani masuk UI dan torehkan prestasi!
0 comments:
Post a Comment
tulis komentar...